Di dalam dunia online marketing (khususnya SEO), hal ini sering terjadi. Misalnya sebuah perusahaan menghabiskan banyak waktu untuk mengoptimasi website mereka sendiri, namun ternyata mereka melakukannya dengan cara yang salah. Atau seseorang dalam industri online marketing membuat pernyataan yang keliru tentang SEO sehingga membuat perusahaannya menjadi terlihat tidak kompeten. Faktanya, banyak mitos yang keliru tentang SEO.
Para pemula seringkali menyalahkan perubahan Algoritma Search Engine (Google) yang memang update secara berkala. Bahkan beberapa orang pernah menyebutkan bahwa update Algoritma mesin pencari Google adalah hanya akal-akalan pihak Google saja agar memuaskan para pengiklan di Google Adwords. Sebenarnya blog webmaster tools sudah memperingatkan webmaster agar mengoptimasi website mereka dengan sewajarnya. Salah satunya adalah peringatan/larangan mengenai praktek jual beli link kepada orang lain untuk mendapatkan Page Rank (PR).
Berikut ini adalah beberapa mitos keliru tentang SEO:
1. Mendapat Peringkat #1 di Google adalah Yang Terpenting
Memang posisi yang baik di mesin pencari akan sangat membantu meningkatkan trafik karena jumlah klik ke website kita akan lebih besar, tapi bukan berarti hal itu adalah yang terpenting dalam pemasaran online. Dan sebenarnya posisi di mesin pencari tidak selalu menjadi jaminan klik ke website Anda akan selalu bagus, tapi memang ini bisa menjadi sebuah awal yang baik bagi kampanye online marketing Anda.
Sekarang ini Google rutin mengupdate algoritma mesin pencari mereka sehingga mempengaruhi hasil pencarian mereka. Website/ blog yang memiliki konten yang relevan, dengan listing yang user-friendly di mesin pencari biasanya performanya lebih baik. Secara teoritis website yang berada pada urutan #3 atau #4 dalam hasil pencarian Google bisa saja mendapatkan klik lebih banyak dibandingkan website yang berada di posisi #1.
2. Tag H1 Adalah Kunci Keberhasilan SEO
Mitos ini sudah cukup jadul sebenarnya. Banyak SEOers yang beranggapan bahwa kunci keberhasilan dalam SEO adalah tag H1 (pada Title). Struktur konten di dalam halaman website kita memang menjadi salah satu faktor yang sangat penting bagi keberhasilan di SERP Google, dan bagi audiens juga tentunya. Pada satu titik H1 memang sangat penting, tapi search engine selalu belajar dan melakukan penyesuaian yang dibutuhkan.
Pelaku SEO tipe jadul biasanya terlalu fokus pada H1, dan bahkan seringkali memaksakan memasukkan kata kunci ke dalam H1 sehingga terkesan SPAM. Sekarang ini praktek seperti itu sudah tidak begitu efektif (walaupun H1 masih berpengaruh pada SEO), yang lebih penting lagi adalah informasi yang ada di dalam halaman website kita relevan dengan topik yang dibahas.
3. Semakin Banyak Backlinks Akan Semakin Baik
Google terus melakukan update pada algoritma mereka, bahkan beberapa perubahan tersebut membuat banyak website pemain SEO ‘terkapar’ bahkan hilang dari halaman pencarian Google. Bagaimanapun perubahan yang dilakukan oleh Google pada algoritma mereka, inbound links (backlinks) tetap merupakan salah satu faktor penentu rangking sebuah website di mesin pencari Google. Namun, jika Anda hanya fokus pada link building maka hal ini seperti sedang menggali ‘kuburan’ bagi website Anda sendiri. Links ke website Anda memang bisa bertambah pesat, tapi belum tentu dengan kualitas yang baik.
Investasikan waktu dan uang untuk membangun konten yang berkualitas lebih banyak. Ini akan membantu keberhasilan sebuah website/ blog untuk jangka panjang, misalnya dengan membuat artikel menarik di blog bisnis Anda, atau mengundang penulis tamu, dan lainnya. Tapi tidak cukup hanya sekedar menulis artikel, kita juga harus punya tujuan pada setiap artikel yang dibangun.
4. Semakin Banyak Indeks di Google Maka Akan Semakin Baik
Sampai sekarang masih banyak yang beranggapan bahwa indeks website yang besar pada Google adalah sebuah pertanda bahwa website kita semakin berkualitas. Menurut saya ini adalah sebuah pemahaman yang cukup keliru. Beberapa teman blogger menggunakan banyak tags untuk satu halaman artikel di website mereka, dengan harapan semua tags itu akan terindeks dan menghasilkan trafik lebih besar.
Masalahnya, seringkali kita memasukkan banyak keywords untuk tags tanpa memperhatikan relevansi keywords tersebut dengan isi konten atau topik yang dibahas. Memang indeks website akan meningkat pesat karena penggunaan tags yang banyak ini. Namun kemudian ketika search engine Google menemukan bahwa tags tersebut tidak berhubungan dengan konten, kemungkinan indeks tersebut akan dihapus atau bahkan halaman konten tersebut akan mendapat masalah di SERP. Ini bukan sesuatu yang pasti, tapi saya lebih baik menghindarinya dari pada mengambil resiko.
5. SEO Website Cukup Dilakukan Sekali Saja
Jujur saja, saya beberapa kali membaca status Facebook seorang SEOers yang mengatakan bahwa mereka telah selesai melakukan optimasi (SEO) website mereka dan cukup puas dengan hasil yang dicapai. Menurut saya, SEO bukanlah sebuah pekerjaan yang ada titik akhirnya, karena para kompetitor Anda juga melakukan hal yang sama, mengoptimasi website mereka terus menerus.
Selain itu, Google juga selalu meng-update hasil pencariannya, sehingga hasil pencarian mereka bisa berubah dari waktu ke waktu. SEO itu adalah proses yang berjalan terus menerus dan membutuhkan investasi waktu dan upaya secara periodik.
6. Semua Webmaster dan Orang IT Bisa Melakukan SEO
Nah pemikiran seperti ini seringkali kita temukan pada pemilik bisnis yang ingin mengoptimasi website mereka di mesin pencari. Faktanya tidak semua webmaster atau orang IT di kantor/ perusahaan Anda mengerti tentang SEO.
Misalnya Anda menyewa seorang web desainer atau seorang webmaster untuk membuatkan website bisnis Anda. Mungkin mereka bisa melakukan beberapa hal yang berhubungan dengan optimasi website Anda, misalnya membuat pengaturan XML Site Map, redirects, dan membuat robot.txt untuk website Anda, tapi belum tentu mereka mengerti untuk mengoptimasi website Anda di mesin pencari. Sama halnya seperti meminta bantuan kepada seorang ahli listrik untuk memperbaiki komputer Anda yang rusak.
7. SEO Adalah Sebuah Seni Yang Misterius dan Tidak Pasti
Ok, saya sependapat bahwa posisi sebuah halaman website di SERP Google bisa berubah dan bisa berganti kapan saja. Namun, ada sebuah kecendrungan yang selalu terjadi dan pasti, SERP Google selalu berusaha memberikan hasil pencarian yang paling relevan bagi pengguna mereka. Dan hasil pencarian Google selalu semakin baik dari hari ke hari, mereka menampilkan halaman website yang berisi konten yang paling relevan dan bermanfaat kepada penggunanya. Artinya apa? SEO itu ternyata tidak misterius, memang tidak pasti tapi ada kecendrungan.
Jika Anda atau perusahaan Anda bekerjasama dengan seseorang/ perusahaan jasa SEO untuk mengoptimasi website bisnis Anda, sudah seharusnya Anda ikut terlibat. Masukan dari Anda sangat penting bagi perusahaan jasa SEO tersebut, karena SEO itu bukan hanya serangkaian langkah-langkah optimasi yang bisa diterapkan pada semua niche. Sangat penting bagi mereka untuk memahami tentang bisnis Anda, memahami kompetitor, untuk menemukan strategi yang bisa meningkatkan konversi bagi bisnis Anda secara terus menerus.
8. SEO dan Media Sosial Tidak Ada Hubungannya Sama Sekali
Ternyata cukup banyak lho pelaku SEO yang beranggapan bahwa media sosial tidak ada hubungannya sama sekali dengan SEO. Faktanya, search engine memberikan penilaian khusus pada halaman website yang memiliki unsur otoritas di media sosial. Inilah sebabnya mengapa kemudian ada istilah Social Search, karena media sosial dan SEO sangat erat hubungannya.
Contoh yang bisa kita lihat adalah upaya keras yang dilakukan oleh pihak Google dalam mengembangkan media sosial Google+ dan Google Authorship. Konten yang relevan dan berasal dari sumber terpercaya (penulis yang punya otoritas) akan sangat berpengaruh pada hasil pencarian Google, dan konten yang banyak dibagikan di media sosial lebih mudah dipercaya. Jadi, mereka ini (SEO dan Social Media) adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan.